Minggu, 16 Desember 2012

MENCIPTAKAN TAKDIR BAGUS


Setelah membaca buku yang berjudul “ menciptakan taqdir bagus “. Ada dua bab yang sangat menarik untuk dibaca yaitu, “ waktu sebagai harta yang paling berharga” dan “mengubah keadaan dengan usaha”. Dari bacaan itulah membuat saya berfikir bagaimana memanfaatkan waktu dan mengubah keadaan saya?. Dengan berfikir itulah saya mencoba untuk mengisi waktu luang saya dengan hal yang bermanfaat, memanfaatkan waktu itulah maka akan merubah suatu keadaan saya dari yang bermalas-malasan menjadi seorang yang selalu sibuk dengan pena untuk memunculkan suatu pemikiran baru yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Dalam bab pertama disebutkan bahwa kita pasti mempunyai suatu hal yang sangat berarti bagi hidup kita. Diantaranya yaitu harta, anak, ilmu pengetahuan, kesehatan dan lain sebagainya. Semuanya memang sangat bernilai harganya. Tapi, semua itu bukanlah suatu hal yang paling berharga bagi kita. Sesuatu yang paling berharga dalam hidup kita adalah waktu. Karena apabila kita bisa menghargai waktu dan memanfaatkannya sebaik mungkin, maka akan tercapai semua yang kita impikan baik di dunia maupun di akhirat.
Allah swt telah mengingatkan kita mengenai waktu yang disebutkan Allah dalam Al-Qur’an. Seperti dalam surat al-‘Ashr: 1, surat Dhuhaa: 1-2, surat al-Lail: 1-2, surat al-Insyiqaaq: 16. Allah berulang kali bersumpah demi nama waktu. Dengan demikian Allah hendak menegaskan kepada kita bahwa Dia tidak akan bersumpah atas nama sesuatu, kecuali sesuatu itu sangat berharga. Waktu sangatlah berharga dengan itu kita harus bisa menghargai waktu dan memanfaatkanya sebaik mungkin agar kita tidak menjadi orang yang merugi karena menyia-nyiakan waktu yang telah Allah berikan kepada kita.
Orang yang sukses yaitu diantaranya adalah orang yang tidak meluangkan waktunya sedikitpun untuk berfoya-foya atau jalan-jalan yang tidak ada kepentingannya, dan lain sebagainya. Dia memanfaatkan waktunya untuk kepentingan yang dapat membawanya menjadi orang yang sukses, tidak hanya sukses dunia saja tapi juga sukses di akhirat kelak. Apalagi dalam hal ibadah kita tidak boleh mengulur-ngulur waktu, karena mengulur-ngulur waktu adalah perbuatan syetan. Syetan itu akan selalu menghiasi orang-orang yang suka mengulur-ngulur waktu. Oleh karena itu, kita harus pandai-pandai dalam memanfaatkan waktu tersebut.
Dalam memanfaatkan waktu tidak ada salahnya jika kita meniru orang-orang barat. Mereka selalu memanfaatkan waktunya untuk bekerja dan menggapai segala sesuatu yang mereka inginkan. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk bersantai-santai dan melakukan pekerjaan yang tidak bermanfaat. Sebaiknya kita meniru sikap yang mereka lakukan yang selalu senantiasa memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Namun, kita sebagai orang muslim harus bisa menyeimbangkan waktu yang digunakan untuk memperoleh kehidupan dunia dan akhirat.
  Sering mendengar kata-kata mutiara yang berkaitan dengan waktu. Kalo orang-orang jepang terkenal dengan “ time is money ( waktu adalah uang )”, jadi setiap waktu yang kita kerjakan akan menghasilkan suatu yang berharga yaitu berupa uang yang akan mencukupi kehidupan kita, namun apabila kita tidak memanfaatkannya sebaik mungkin kita tidak akan mendapatkan apa-apa. Sedangkan kalo orang sendiri menyebutkan “ al-waqtu kassyaif” waktu bagaikan pedang. Dikatakan seperti itu karena bila kita menyia-nyiakan waktu. Maka, waktu itu akan mengiris kita. Seolah-olah hidup kita akan terbuang sia-sia karena kita juga membuang-buang waktu.
Bab yang kedua “ mengubah keadaan dengan usaha “. Pada dasarnya segala permasalahan yang kita hadapi dapat kita selesaikan dengan usaha. Usaha itu dapat merubah keadaan kita sesuai dengan izin Allah. Seperti dalam firman Allah dalam Qur’an surat ar-Ra’du ayat 11 yang berbunyi: “.........Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.....”. Jadi, semua kekurangan yang ada pada diri kita apabila kita merubahnya sendiri maka, Allah akan merubahnya sesuai dengan yang kita inginkan. Sungguh Allah Maha adil, Allah memberikan kesempatan bagi kita untuk merubah suatu keadaan yang diberikan Allah kepada kita, tentu merubahnya kearah yang positif bukan kearah yang negative.
Untuk mencapai sebuah keberhasilan, tidak ada salahnya bila kita meniru orang jepang. Karena orang jepang terkenal dengan kedisiplinannya dan budaya yang dilestarikannya. Jepang setiap tahunnya dapat menghasilkan empat kali lipat dari orang islam khususnya di indonesia. Sedangkan orang indonesia sendiri tidak bisa mengelola SDA yang begitu melimpahnya. Akan tetapi, jangan khawatir selama orang islam mau merubah nasibnya menjadi lebih baik, maka jalan untuk kebaikan itu pasti ada buat orang islam. Tentunya dengan izin Allah.
Keberhasilan jepang tidak lepas dari produktivitas warganya yang cukup tinggi. Mereka lebih senang menghabiskan waktunya untuk bekerja daripada bersantai. Mereka juga mengembangkan kreativitasnya, sehingga dihasilkan produk yang inovatif. Inilah yang menjadikan jepang lebih berkuasa daripada kita. Dengan kita dapat menyimpulkan bahwa suatu keberhasilan tidak dapat di raih kecuali dengan usaha yang maksimal. Syah assya’rawi berkata, “ seseorang yang tidak makan dari hasil usahanya, maka ia tidak berkuasa atas dirinya.”
So....kita harus bisa menyeimbangkan waktu kita untuk meraih kehidupan dunia dan akhirat. Mari kita bangun budaya memanej waktu sebaik mungkin sehingga kita bisa memanfaatkannya dan tidak menyia-nyiakannya. Sehingga kita bisa merubah hidup kita lebih baik kedepannya. Wallahu a'alam bisshowab.

Kamis, 13 Desember 2012

Menyulap Limbah Menjadi Uang


Creativepreunership
“Menyulap Limbah Menjadi Uang”

            Tanggal 09 juli tahun 2011 diadakan seminar yang bertajuk “menyulap limbah menjadi uang” yang sangat menggugah para peserta yang mendengarkan tentang pemaparan Bapak Hartono mengenai bagaimana limbah atau sampah disulap menjadi sebuah uang.  Beliau adalah seorang anggota LSM Lestari Home Industri Tas (Limbah) yang memang khusus menangani persoalan-persoalan limbah untuk dijadikan sebuah produk yang layak pakai.

            Pada tahun 2004 beliau mulai serius menangani persoalan-persoalan sampah (limbah), karena beliau berpandangan daripada sampah semakin hari semakin banyak lebih baik sampah diolah menjadi sebuah barang yang penuh dengan kreasi-kreasi yang creative. Seperti sampah (limbah) plastik, limbah plastik ini bisa di jadikan berbagai macam pernak-pernik seperti tas, dompet, bahkan banyak lagi yang lainnya. Tidak hanya sampah plastik, sampah kertas, sampah kaleng, sampah botol juga bisa di sulap menjadi sebuah barang layak pakai yang akan menghasilkan uang. 

            Pak Hartono mengatakan bahwa “semua orang di dunia ini menghasilakn sampah mulai dari rakyat kecil hingga pejabatpun semuanya menghasilkan sampah dari barang-barang yang dibeli baik di toko maupun di warung-warung kecil seperti bungkus nasi, bungkus camelan dan sebagainya.” Selama ini kita cenderung memaknai sampah adalah negative karena menurut pandangan kita apalagi mahasiswa sekarang ini menganggap sampah tidaklah berguna, namun kalo kita berfikir pada creativepreunership sungguh betapa berartinya sampah tersebut. Sampah yang selama ini dianggap remeh oleh masyarakat apalagi mahasiswa, ternyata sangat bermanfaat apabila masyarakat mampu mengolah menjadi barang layak pakai. Dengan hal itu masyarakat tidak perlu susah payah dalam mencari uang, bahkan tidak perlu susah-susah mencari pekerjaan untuk menghidupi keluarganya masing-masing.

            Dalam menangani masalah sampah, banyak masyarakat yang cenderung menangani dengan cara membakar, menimbun, membuang di sungai, atau di pekarangan atau tanah kosong, dan ada juga yang membuang sampah di tempat sampah, di pinggir jalan, dan lain-lain. Padahal penanganan yang seperti itu adalah penanganan yang dapat menimbulkan kerugian dan kerusakan. Menurut pandangan beliau ada enam cara dalam menangani sampah, namun beliau tidak menyebutkan point-pointnya.

            Berdasarkan pengamatan yang beliau ketahui mengenai penanganan sampah melalui dibakar akan menjadikan globlal warming, demikian juga kalo ditimbun akan berpengaruh pada sumber-sumber air tanah, sedangkan dibuang di sungai akan menyebabkan air sungai menjadi kotor dan akan menyebabkan banjir. Hal yang seperti itu harus ada kesadaran dari diri masyarakat agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan masyarakat itu sendiri. Karena apabila hal itu terjadi, maka akan mengakibatkan kerusakan yang fatal bahkan kerugian yang banyak. Dan akibatnya akan terjadi kemiskinan yang secara langsung kita tidak menyadarinya.

            Pada tahun 2005 LSM mengatakan bahwa sampah harus dikelola dengan cara memilah sampah, yaitu antara sampah organik dan sampah anorganik. LSM memilah sampah dengan empat kategori sampah diantaranya:

  1. Sampah layak jual
Yaitu sampah tanpa diolah masih laku untuk dijual.
  1. Sampah layak kompos
Yaitu sampah yang bisa diolah menjadi pupuk kompos.
  1. Sampah layak kreasi
Yaitu sampah yang diolah menjadi barang atau produk-produk kreatif sehingga layak dijual.
  1. Sampah layak buang
Yaitu sampah yang tidak ada nilai jualnya dan tidak bisa dijadikan pupuk kompos.

            Beliau memaparkan bahwa TPA (tempat pembuangan akhir) Piyungan yang ada di Yogyakarta akan berakhir masa berlakunya pada tahun 2012, pemerintah kebingungan mencari lahan baru untuk dijadikan TPA tersebut, di Pacitan juga TPAnya sudah penuh, pemerintah merasa bingung mencari lahan baru untuk dijadikan tempat terakhir pembuangan sampah, karena sudah beberapa tempat yang di survey tidak ada masyarakat yang mau lahannya untuk di jadikan tempat pembuangan sampah. Namun pemerintah tidak harus susah payah dalam menangani hal tersebut karena ada LSM yang akan menanganinya dengan cara memilah-milah sampah dengan empat kategori yang di sebutkan di atas.

            Selanjutnya, kalo semua empat kategori pemilahan sampah tadi berjalan dengan lancar maka sampah yang dibuang hanya 25% nya saja, jadi kita sudah ikut serta menyelamatkan dunia dari bahaya-bahaya yang merugikan masyarakat. Empat ktegori pemilahan sampah itu sudah dirumuskan menjadi sebuah modul dan sudah diterapakan keberbagai tempat sejak tahun 2007. Namun kebanyakan masyarakat tidak pernah berfikir bahwa hal yang tidak bermanfaat menjadi bermanfaat, dengan pemanfaatan limbah tersebut dapat membuka lapangan pekerjaan sehingga orang-orang yang pengangguran dapat bekerja walaupun bukan pekerja tetap.

Diharapkan masyarakat mampu mengelola sampah sesuai dengan kategori yang telah disebutkan di atas. Sehingga masyarakat mampu membuka lapangan pekerjaan dan setidaknya mengurangi sedikit pengangguran, karena di indonesia banyak sekali pengangguran disebabkan minimnya lapangan pekerjaan.

            Semoga dengan adanya pemanfaatan limbah ini dunia dapat terselamatkan dari berbagai bahaya yang dapat merenggut nyawa masyarakat dunia. Amiem-amien ya robbal ‘alamien.
           
            

Rabu, 05 Desember 2012

GLOBALISASI TEKNOLOGI DALAM PESANTREN


Dunia globalisasi adalah dunia dimana semua orang sudah mengalami masa yang modern. Masa ini sangat rentan sekali dengan adanya teknologi yang berkembang dan bahkan maju saat ini. Menurut kamus bahasa indonesia, bahwasanya Globalisasi merupakan fenomena yang menjadikan dunia mengecil dari segi perhubungan manusia. Hal ini dimungkinkan karena perkembangan teknologi yang sangat cepat. Sedangakan menurut  IMF, WORD ECONOMIC OUT LOOK, MEI 1997. Globalisasi berarti meningkatknya saling ketergantungan ekonomi antara negara-negara di dunia yang ditandai oleh meningkatnya dan beragamnya volume transaksi barang dan jasa lintas negara dan penyebaran tekhnologi yang meluas dan cepat. Dari kedua pengertian tersebut, dunia globalisasi sangat berpengaruh bagi perkembangan dan kemajuan dunia. Akan tetapi apabila dilihat dari ranah pesantren, globalisasi. Khususnya globalisasi teknologi, berpengaruh besar terhadap eksistensi pesantren itu sendiri. Kenapa saya mengatakan seperti itu? Karena dalam dunia pesantren teknologi yang ada sekarang dapat mempengaruhi para santri baik dari segi karakter mereka maupun dari segi aktivitas mereka setiap hari di pesantren. Tapi, tidak semuanya teknologi yang masuk di pesantren merubah eksistensi pesantren. Pesantren selama ini dikenal berhasil membangun karakter, akhlak, dan watak melalui tradisi pendidikan yang dikembangkannya. Hanya saja pesantren selama ini masih menyandang kekurangan, yaitu dalam memperkaya diri di bidang teknologi. Bahkan hampir-hampir pesantren tidak diperkenalkan dengan pengetahuan itu. Padahal teknologi di zaman modern sekarang ini tidak akan mungkin ditinggalkan. Teknologi sudah menjadi bagian dari kehidupan ini. Untuk itu, pesantren mau tidak mau harus mengenal teknologi, walaupun pesantren tetap mempertahankan tradisi yang dahulu.
            Era globalisasi yang sangat pesat dan menggemparkan membawa tantangan serius bagi dunia pendidikan, khususnya pendidikan pesantren. Dunia pesantren yang dikenal dengan adat tradisionalnya yang sangat kental, kini harus membiarkan perlahan beradaptasi dengan tradisi-tardisi modern. Akan tetapi, pesantren tidak harus membiarkan begitu saja tanpa adanya penyaringan terlebih dahulu. Inilah yang disebut dengan pesantren modern, pesantren ini berusaha mengejar ketertinggalan dan mengubah diri tidak hanya sebagai penonton pasif, tapi juga aktor kreatif yang ikut berperan aktif dalam proses kompetisi ketat globalisasi. Namun, dalam hal semacam itu tentu ada batasan-batasan terhadap penggunaannya, agar santri-santri yang ada di dalamnya tidak menggunakan secara berlebihan, dan bisa mengatur waktunya kapan menggunakan teknologi dan kapan waktunya melakukan aktivitas pesantren.
            Dengan masuknya teknologi kedalam pesantren, menjadikan pesantren harus siap menghadapi permasalahan yang ditimbulkan oleh teknologi itu sendiri. Mencermati perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa kini dan mendatang disertai dengan perkembangan kebudayaan, maka pendidikan pesantren tidak harus mengesampingkan pendidikan teknologi informasi (TI), terutama dalam menumbuhkan Islamic technological-attitude (sikap berteknologi secara Islami) dan technological-quotient (kecerdasan berteknologi) sehingga santri memiliki motivasi, inisiatif dan kreativitas untuk memahami teknologi. Untuk itu, bila seseorang mengatakan bahwa teknologi yang masuk kedalam pesantren akan menghancurkan nilai-nilai pesantren yang sudah di tanamkan didalamnya. Kenyataan demikian, tidaklah benar. Karena dalam pesantren sendiri masih menanamkan nilai-nilai tradisioanal yang merupakan ciri khas dunia pesantren itu sendiri. Seperti yang saya ketahui di pondok pesantren Al-munawwir komplek R2, pesantren ini merupakan pesantren modern yang masih menanamkan nilai-nilai tradisionalnya, walaupun didalamnya sudah menerapkan pendidikan modern. Contonhya, dalam mata pelajaran yang diberikan pada setiap hari minggu adalah bahasa arab dan bahasa ingris, yang merupakan tambahan, dari semula hanya belajar kitab-kitab kuning atau kitab-kitab gundul saja atau kitab-kitab klasik.
Menurut pendapat saya,  pesantren tidak harus selalu stagnan tanpa adanya a change. Pesantren harus mengalami suatu perubahan untuk memajukan pesantren itu sendiri. Karena tanpa adanya perubahan suatu lembaga takkan bisa maju. Berdasarkan literatur yang saya baca, suatu negara atau lembaga dikatakan maju karena adanya teknologi yang digunakannya. Oleh karena itu, pesantren perlu adanya perubahan dari yang tradisional menuju kepada yang modern dengan menerima adanya teknologi dalam pesantren. Maka, perubahan itu sangat penting bagi suatu lembaga, terutama lembaga pesantren. Tentunya, perubahan itu mengarah kepada hal-hal positif yang mampu meningkatkan mutu pesantren dan juga mampu menghasilkan output-output yang tidak hanya memiliki kemampuan SQ saja, tapi juga memilki kemampuan IQ dan EQ. Sehingga menjadi santri yang profesional dan siap untuk menghadapi tantangan dunia globalisasi.

Saya berharap bagi dunia pesantren dimanapun berada, agar bisa menyeimbangkan antara teknologi yang masuk dalam pesantren dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam pesantren, sehingga mampu membentuk santri-santri yang kreatif, inovatif dan mampu meningkatkan motivasi santri-santrinya. Wallahu a’lam bisshowab